HUBUNGAN STRUKTUR SEL DENGAN KERAGAMAN JARINGAN PENGUAT TANGKAI DAUN TALAS (Colocasia Sp) DAN BUAH PIR (Pyrus L)
Jaringan
penyokong atau jaringan penguat merupakan jaringan yang berfungsi untuk
menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong
dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980).
Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang
berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah
jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak
elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam
lapis yang sama di sekitar batas sel. Berdasarkan bentuk dan
sifatnya, jaringan penguat dibedakan menjadi 2 yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.
Kolenkim
merupakan sel-sel hidup dan bersifat mirip parenkim dan beberapa mengandung
kloroplas. Letaknya di dekat permukaan dan di bawah epidermis pada batang,
tangkai daun, tangkai bunga, dan induk tulang daun. Kolenkim jarang terdapat
pada akar. Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa
selulosa yang merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh
tumbuhan yang lunak.
Jaringan
sklerenkim terdiri dari sel-sel mati. Selain mengandung selulosa dinding sel,
jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin (komponen utama kayu) sehingga
sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut atau serat sklerenkima
dan sklereid atau sel
batu. Fungsi sklereid adalah menguatkan jaringan dewasa.
Jaringan
penguat merupakan jaringan yang memberikan kekuatan serta perlindungan dari
kerusakan mekanik,jaringan ini terdiri dari jaringan kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim tersusun
atas sel-sel hidup dengan penebalan dinding sel yang bersifat plastis. Bentuk dan
ukuran sel kolenkim bermacam-macam dan
berdasarkan penebalannnya dibedakan atas kolenkim angular,lamelar,lakunar,dan
angular. Kolenkim angular adalah kolenkim dengan penebalan dinding sel berada
pada sudut dan memanjang mengikuti sumbu sel. Kolenkim lamelar adalah kolenkim penebalan
dinding sel yang berbentu seperti papan karena penebalan dindingnya yang
sejajar dengan permukaan organ atau tangensial, Dan kolenkim tubular adalah
kolenkim dengan penebalan dinding sel berada diantara ruang antar sel. Kolenkim cincin adalah
kolenkim dengan bentuk penebalan dinding sel berupa lingkaran seperti ring
cincin. Yang biasanya dapat dilihat ketika sel tumbuhan menjelang dewasa,
dikarenakan saat pertumbuhan sudut-sudut lumennya tertarik dan tidak menyudut
lagi.
Sklerenkim merupakan jaringan yang
dinding selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukan sifat
elastis. Sklerenkim terdiri dari dua yaitu serabut dan sklereid yang bentuk
selnya bermacam-macam antara lain bulat,seperti bintang atau tulang. Jaringan
sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal.
Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan
buah keras (Kimball,1991). Jaringan skelerenkim merupakan jaringan yang fungsi
utamanya adalah juga sebagai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik).
Jaringan skelerenkim hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan, jadi pada organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan
terdapatnya jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan alat-alat tumbuhannya
bertahan menghadapi segala tekanan dan desakan tanpa menimbulkan akibat atau berpengaruh
pada sel-sel/jaringan yang keadaannya lebih lemah (tekanan, desakan, lentingan,
pembentangan, pukulan, berat dan gaya mekanik lainnya) (Sutrian, 2004). Sklerenkim
terbagi atas serat/ serabut dan sel-sel batu yang keras atau sklereid. Serat/serabut
pada sklerenkim umumnya berbentuk untaian yang berkumpul serupa lingkaran.
Berdasarkan letaknya serat sklerenkim terbagi menjadi serat xylem yang terletak
di dalam sistem jaringan dan serat extra xylem yang terletak di luar sistem
jaringan. Serat extra xylem biasa dimanfaatkan dalam bidang industrial sebagai
produk komersial seperti bahan pakaian, sarung tangan, dll. Sklereid umumnya
tersebar pada semua bagian tumbuhan, terutama pada pembuluh kayu/ tapis, biji
dan buah.
Berdasarkan
bentuknya sklereid dibagi menjadi brakisklereid, trikosklereid, makrosklereid,
osteosklereid dan asterosklereid. Brakisklereid adalah sklereid yang berbentuk
seperti insang ikan yang dapat dijumpai pada floem kulit kayu serta daging buah
tertentu, seperti buah pir. Trikosklereid adalah sklereid berbentuk memanjang
seperti benang dengan satu percabangan yang teratur. Makrosklereid adalah
sklereid berbentuk tongkat atau tubular dapat dijumpai pada kulit biji
kacang-kacangan. Osteosklereid adalah sklereid berbentuk tulang dengan ujung
membesar dan kadang-kadang bercabang, Asterosklereid adalah sklereid berbentuk
cabang-cabang seperti bintang yang terdapat pada daun.
Struktur Jaringan Penguat Tangkai Daun Talas (Colocasia Sp) dan Buah Pir (Pyrus L)
Karakteristik struktur sel penyusun jaringan penguat pada tangkai daun talas dinding selnya mengalami penebalan yang tidak merata, kaya akan protoplasma karena sel-selnya masih hidup. Pada tangkai daun talas ini memiliki penguat berupa kolenkim. Tangkai daun talas memiliki 2 jaringan kolenkim yang terletak di bawah epidermis. Sehingga meskipun pada tangkai daun talas memiliki ukuran yang kecil tapi tetap dapat memberi kekuatan dalam menyokong helaian daun talas yang besar. Jaringan kolenkim pada daun talas memiliki lumen berbentuk lingkaran dan memiliki penguat tipe kolenkim serupa cincin atau anular.
Karakteristik
sel-sel penyusun kolenkim, sklerenkim serat dan sklereid. Kolenkim
: Terdiri dari sel sel hidup, sel memanjang kearah poros panjang organ
tempatnya berada dan ditandai oleh adanya sel primer yang berdinding tebal,mengandung protoplasma,
dan berfungsi sebagai penyokong organ yang masih mengalami perkembangan. Secara ontogeni kolenkim berkembang
dari sel-sel memanjang yang mirip prokambium dan terlihat pada tingkat ama awal
diferensiasi meristem atau dari sel-sel yang lebih kurang isodiametrik pada
jaringan meristem dasar. Sel-selnya kaya akan
protoplasma dan terindikasi
sebagai sel yang hidup,
sehingga dapat membantu
menyokong tubuh tumbuhan yang yang masih
melakukan perkembangan.
Sklerenkim
: Terdiri dari sel mati, tidak mengandung protoplasma, dan terjadi lignififasi
serta berfungsi sebagai penunjang/penyokong organ yang telah dewasa.
Serat : Umumnya
didapati diantara
jaringan vaskuler tetapi pada banyak tumbuhan juga dapat berkembang pada
jaringan dasar. secara ontogeni
serat berkembang dari meristem yang berbeda, seperti misalnya prokambium, kambium, dan meristem dasar dan bahkan protoderm. Serat juga berkembang
dari sel parenkim, Serat yang terbentuk oleh kambium berkembang dari inisial fusiform
dan hanya bertambah panjang
sedikit atau tidak bertambah
sama sekali selama pendewasaannya.
Terdiri dari sel-sel yang telah menunjukan sifat mati
dan dinding selnya mengalami ligninifikasi,
memiliki dinding sel yang sangat tebal dan kuat dan berfungsi sebagai
proteksi atau pelindung organ tubuh
tumbuhan.
Sklereid : Biasanya kelihatan sebagai
idioblas, yakni sebagai sel-sel yang dengan mudah dibedakan dari sel-sel
jaringan sekitar karena ukuran, bentuk dan ketebalan dindinganya berkembang dari
inisial- inisial kecil yang berdinding tipis. Sejak tahap-tahap awal
perkembangannya, inisial ini mulai bercabang
dan dengan memperoleh bentuk sklereid dewasa sama dengan serat. Terdiri dari sel-sel
yang telah menunjukan sifat mati,dinding
selnya mengalami ligninifikasi,mempunyai
dinding sel yang sangat tebal dan kuat dan ditemukan pula noktah sederhana sehingga dalam keadaan tersebut sel serat ini
dapat berfungsi sebagai proteksi
atau pelindung organ tubuh tumbuhan.
Model Hubungan Kekerabatan Tangkai Daun dan Struktur Sel Penyusun Jaringan Penguat
Bila sistem sel penyusun jaringan penguat gagal
mensintesis bahan dinding sel sekunder, maka
hal tersebut dapat berpengaruh terhadap struktur
organ tumbuhan sebagai contoh
jika pada tangkai daun talas yang membutuhkan tangkai yang kuat untuk menopang daun yang lebar gagal mensintesis
bahan dinding sel sekunder maka dimungkinkan pada
tangkai daun talas menjadi tidak bisa
menopang daun yang lebar
sehingga kemungkinan tumbuhan tidak bisa tumbuh dengan tegak. Selain itu pada buah pir yang membutuhkan penebalan dinding sekunder sebagai
proteksi, jika gagal mensintesis
bahan dinding sel sekunder maka buah pir tidak bisa melakukan
metabolisme
dengan baik dan tidak memiliki
perlindungan dan jika sistem sel penyusun jaringan penguat gagal
mensintesis bahan dinding sel sekunder, diduga
buah pir akan memiliki tekstur yang lembek dan tidak kuat. kemungkinan
hal tersebut berdampak terhadap kelangsungan hidup tumbuhan karena struktur sel
yang membentuk organ tumbuhan selalu menyesuaikan
fungsi organ sebagai proses adaptasi terhadap
lingkungan tempat hidupnya.