Selasa, 21 Februari 2017

STRUKTUR JARINGAN PENGUAT


HUBUNGAN STRUKTUR SEL DENGAN KERAGAMAN JARINGAN PENGUAT  TANGKAI DAUN TALAS (Colocasia Sp) DAN BUAH PIR (Pyrus L)

Jaringan penyokong atau jaringan penguat merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penguat dibedakan menjadi 2 yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.
Kolenkim merupakan sel-sel hidup dan bersifat mirip parenkim dan beberapa mengandung kloroplas. Letaknya di dekat permukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan induk tulang daun. Kolenkim jarang terdapat pada akar. Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa yang merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
Jaringan sklerenkim terdiri dari sel-sel mati. Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin (komponen utama kayu) sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut atau serat sklerenkima dan sklereid atau sel batu. Fungsi sklereid adalah menguatkan jaringan dewasa.
Jaringan penguat merupakan jaringan yang memberikan kekuatan serta perlindungan dari kerusakan mekanik,jaringan ini terdiri dari jaringan kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup dengan penebalan dinding sel yang bersifat plastis. Bentuk dan ukuran  sel kolenkim bermacam-macam dan berdasarkan penebalannnya dibedakan atas kolenkim angular,lamelar,lakunar,dan angular. Kolenkim angular adalah kolenkim dengan penebalan dinding sel berada pada sudut dan memanjang mengikuti sumbu sel. Kolenkim lamelar adalah kolenkim penebalan dinding sel yang berbentu seperti papan karena penebalan dindingnya yang sejajar dengan permukaan organ atau tangensial, Dan kolenkim tubular adalah kolenkim dengan penebalan dinding sel berada diantara ruang antar sel. Kolenkim cincin adalah kolenkim dengan bentuk penebalan dinding sel berupa lingkaran seperti ring cincin. Yang biasanya dapat dilihat ketika sel tumbuhan menjelang dewasa, dikarenakan saat pertumbuhan sudut-sudut lumennya tertarik dan tidak menyudut lagi.
            Sklerenkim merupakan jaringan yang dinding selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukan sifat elastis. Sklerenkim terdiri dari dua yaitu serabut dan sklereid yang bentuk selnya bermacam-macam antara lain bulat,seperti bintang atau tulang. Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras (Kimball,1991). Jaringan skelerenkim merupakan jaringan yang fungsi utamanya adalah juga sebagai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik). Jaringan skelerenkim hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan, jadi pada organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan terdapatnya jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan alat-alat tumbuhannya bertahan menghadapi segala tekanan dan desakan tanpa menimbulkan akibat atau berpengaruh pada sel-sel/jaringan yang keadaannya lebih lemah (tekanan, desakan, lentingan, pembentangan, pukulan, berat dan gaya mekanik lainnya) (Sutrian, 2004). Sklerenkim terbagi atas serat/ serabut dan sel-sel batu yang keras atau sklereid. Serat/serabut pada sklerenkim umumnya berbentuk untaian yang berkumpul serupa lingkaran. Berdasarkan letaknya serat sklerenkim terbagi menjadi serat xylem yang terletak di dalam sistem jaringan dan serat extra xylem yang terletak di luar sistem jaringan. Serat extra xylem biasa dimanfaatkan dalam bidang industrial sebagai produk komersial seperti bahan pakaian, sarung tangan, dll. Sklereid umumnya tersebar pada semua bagian tumbuhan, terutama pada pembuluh kayu/ tapis, biji dan buah.
Berdasarkan bentuknya sklereid dibagi menjadi brakisklereid, trikosklereid, makrosklereid, osteosklereid dan asterosklereid. Brakisklereid adalah sklereid yang berbentuk seperti insang ikan yang dapat dijumpai pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu, seperti buah pir. Trikosklereid adalah sklereid berbentuk memanjang seperti benang dengan satu percabangan yang teratur. Makrosklereid adalah sklereid berbentuk tongkat atau tubular dapat dijumpai pada kulit biji kacang-kacangan. Osteosklereid adalah sklereid berbentuk tulang dengan ujung membesar dan kadang-kadang bercabang, Asterosklereid adalah sklereid berbentuk cabang-cabang seperti bintang yang terdapat pada daun.

Struktur Jaringan Penguat Tangkai Daun Talas (Colocasia Sp) dan Buah Pir (Pyrus L)


 









 Karakteristik struktur sel penyusun jaringan penguat pada tangkai daun talas dinding selnya mengalami penebalan yang tidak merata, kaya akan protoplasma karena sel-selnya masih hidup. Pada tangkai daun talas  ini memiliki penguat berupa kolenkim. Tangkai daun talas   memiliki 2 jaringan kolenkim yang terletak di bawah epidermis. Sehingga  meskipun pada tangkai daun talas memiliki ukuran yang kecil tapi tetap dapat memberi kekuatan dalam menyokong helaian daun talas yang besar. Jaringan kolenkim pada daun talas memiliki lumen berbentuk lingkaran dan memiliki penguat tipe kolenkim serupa cincin atau anular.
Karakteristik sel-sel penyusun kolenkim, sklerenkim serat dan sklereid. Kolenkim : Terdiri dari sel sel hidup, sel memanjang kearah poros panjang organ tempatnya berada dan ditandai oleh adanya sel primer yang berdinding tebal,mengandung protoplasma, dan berfungsi sebagai penyokong organ yang masih mengalami perkembangan. Secara ontogeni kolenkim berkembang dari sel-sel memanjang yang mirip prokambium dan terlihat pada tingkat ama awal diferensiasi meristem atau dari sel-sel yang lebih kurang isodiametrik pada jaringan meristem dasar.  Sel-selnya kaya akan protoplasma dan terindikasi sebagai sel yang hidup, sehingga dapat membantu menyokong tubuh tumbuhan yang yang masih melakukan perkembangan.
Sklerenkim : Terdiri dari sel mati, tidak mengandung protoplasma, dan terjadi lignififasi serta berfungsi sebagai penunjang/penyokong organ yang telah dewasa.
Serat : Umumnya didapati diantara jaringan vaskuler tetapi pada banyak tumbuhan juga dapat berkembang pada jaringan dasar. secara ontogeni serat berkembang dari meristem yang berbeda, seperti misalnya prokambium, kambium, dan meristem dasar dan bahkan protoderm. Serat juga berkembang dari sel parenkim, Serat yang terbentuk oleh kambium berkembang dari inisial fusiform dan hanya bertambah panjang sedikit atau tidak bertambah sama sekali selama pendewasaannya. Terdiri dari sel-sel yang telah menunjukan sifat mati dan dinding selnya mengalami ligninifikasi, memiliki dinding sel yang sangat tebal dan kuat dan berfungsi sebagai proteksi atau pelindung organ tubuh tumbuhan.
Sklereid : Biasanya kelihatan sebagai idioblas, yakni sebagai sel-sel yang dengan mudah dibedakan dari sel-sel jaringan sekitar karena ukuran, bentuk dan ketebalan dindinganya berkembang dari inisial- inisial kecil yang berdinding tipis. Sejak tahap-tahap awal perkembangannya, inisial ini mulai bercabang dan dengan memperoleh bentuk sklereid dewasa sama dengan serat. Terdiri dari sel-sel yang telah menunjukan sifat mati,dinding selnya mengalami ligninifikasi,mempunyai dinding sel yang sangat tebal dan kuat dan ditemukan pula noktah sederhana  sehingga dalam keadaan tersebut sel serat ini dapat berfungsi sebagai proteksi atau pelindung organ tubuh tumbuhan.

Model Hubungan Kekerabatan Tangkai Daun dan Struktur Sel Penyusun Jaringan Penguat


Bila sistem sel penyusun jaringan penguat gagal mensintesis bahan dinding sel sekunder, maka hal tersebut dapat berpengaruh terhadap struktur organ tumbuhan sebagai contoh jika  pada tangkai daun talas yang membutuhkan tangkai yang kuat untuk menopang daun yang lebar gagal mensintesis bahan dinding sel sekunder maka dimungkinkan pada tangkai daun talas menjadi tidak bisa menopang daun yang lebar sehingga kemungkinan tumbuhan tidak bisa tumbuh dengan tegak. Selain itu pada buah pir yang membutuhkan penebalan dinding sekunder sebagai proteksi, jika gagal mensintesis bahan dinding sel sekunder  maka buah pir tidak bisa melakukan metabolisme dengan baik dan tidak memiliki perlindungan dan jika sistem sel penyusun jaringan penguat gagal mensintesis bahan dinding sel sekunder,  diduga  buah pir akan memiliki tekstur yang lembek dan tidak kuat. kemungkinan hal tersebut berdampak terhadap kelangsungan hidup tumbuhan karena struktur sel yang membentuk organ tumbuhan selalu menyesuaikan  fungsi organ sebagai proses adaptasi terhadap lingkungan tempat hidupnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar